![]() |
Palang pintu | wonosari.com |
Istri ibarat paling pintu, agar rumah terjaga maka harus kokoh
ABI UMI | Suatu ketika, Nabi Ibrahim as datang ke Makkah untuk mengunjungi anaknya, yaitu Nabi Ismail as. Akan tetapi, Nabi Ismail saat itu sedang tidak berada di rumah. Ia sedang pergi berburu.
Nabi Ibrahim menemui istri Nabi Ismail dan bertanya ke mana suaminya dan apa pekerjaannya.
Maka istri Nabi Ismail menceritakan bahwa suaminya pergi berburu dan kehidupan mereka sangat sulit.
Maka Nabi Ibrahim berkata kepadanya, “Apabila suamimu datang, sampaikan salam dariku dan katakan agar ia mengganti palang pintu rumahnya.”
Kemudian Nabi Ibrahim segera pulang. Tatkala Nabi Ismail telah datang, ia seakan merasakan sesuatu, maka ia bertanya kepada istrinya.
Istrinya lalu bercerita, “Tadi ada seorang tua datang yang sifatnya demikian (ia menyebutkan sifat-sifat Nabi Ibrahim). Ia bertanya tentang engkau dan aku kabarkan kepadanya. Dia juga bertanya tentang kehidupan kita dan aku kabarkan bahwa sesungguhnya kita dalam kesulitan.
Dia menitip salam untukmu dan mengatakan agar engkau mengganti palang pintu rumahmu.”
Maka Nabi Ismail pun berkata, “Dia adalah ayahku, dan engkaulah yang dimaksud dengan palang pintu itu. Kembalilah engkau kepada orang tuamu (Nabi Ismail menceraikan istrinya, ed.)!”
Hanya dengan Rp 50.000 Anda sudah ikut berdakwah
Kemudian Nabi Ismail as menikah lagi dengan wanita lain. Setelah itu, Nabi Ibrahim datang lagi pada waktu yang lain, dan Nabi Isma’il juga kebetulan sedang pergi berburu.
Maka Nabi Ibrahim menemui istri Nabi Ismail dan bertanya tentang Nabi Isma’il. Maka istrinya bersyukur kepada Allah dan juga menceritakannya.
Kemudian Nabi Ibrahim as menanyakan tentang kehidupan mereka.
Istri Nabi ismail menceritakan, kehidupan mereka penuh dengan nikmat dan kebaikan. Istri Nabi Isma’il tersebut adalah seorang wanita yang baik, yang bersyukur kepada Allah dan juga kepada suaminya.
Kemudian Nabi Ibrahim berkata kepadanya, “Jika suamimu datang, sampaikanlah salam kepadanya dan katakan kepadanya agar ia mengokohkan palang pintu rumahnya.”
Setelah itu, Nabi Ibrahim as pun segera pulang.
Maka tatkala Nabi Ismail pulang, ia bertanya kepada istrinya, “Apakah tadi ada yang mengunjungimu?”
Istrinya menjawab, “Tadi datang kepadaku seorang tua yang keadaannya demikian….”
Nabi Isma’il bertanya, “Apakah ada sesuatu yang ia katakan kepadamu?”
Istrinya menjawab, “Dia bertanya kepadaku tentang dirimu, dan aku pun menceritakannya.
Dan ia bertanya pula tentang kehidupan kita, maka aku sampaikan bahwa kita berada dalam kenikmatan, dan aku mengucapkan syukur memuji Allah Taala.”
Nabi Ismail bertanya lagi, “Kemudian apalagi yang ia katakan?”
Istrinya menjawab, “Ia menitipkan salam untukmu dan memerintahkannmu untuk mengokohkan palang pintu rumahmu.”
Nabi Isma’il lantas berkata, “Dia adalah ayahku, dan engkau adalah palang pintu itu. Ia memerintahkan agar aku tetap mempertahankanmu (sebagai istri).”
(HR. Al Bukhari no. 3364).
Pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini:
Banyak berkeluh kesah kepada manusia adalah perbuatan tercela.
Jangan suka menceritakan aib keluarga, apalagi terhadap orang yang baru dikenal.
Bersyukur kepada Allah serta bersyukur kepada manusia adalah akhlak yang terpuji.
Termasuk sifat istri shalihah adalah bersyukur kepada Allah kemudian bersyukur kepada suami.
"Sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah"...
Sumber: Kisah-Kisah Pilihan untuk Anak Muslim Seri-4, karya Ummu Usamah ‘Aliyyah, Ummu Mu’adz Rofi’ah, dkk. Mei 2007. Penerbit Darul Ilmi, Yogyakarta.
Silakan Klik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar